kelopak mawar itu, kekasih, tersenyum pada cinta kita
yang tak lekas menua; kelopak demi kelopaknya mengisyaratkan corak
rupa dan aroma sorga, suatu tempat di suatu masa
yang ke sanalah kita melangkah
ya, ya, pada tangkai-tangkai berduri
kita bergelantungan serupa rama-rama bersayap warna-warni
lalu duri-durinya mengoyak hingga kita tersentak: oh, alangkah
nikmat terluka; lalu kita mengusap luka itu dengan jemari gemetar
dan kita saling pandang dalam senyum yang rindang
kau dan aku, kekasih, tak letih bercinta di beranda senja
merajut luka bernanah sebelum kembali saling cium
seiring gerak pendulum; kita kembali berciuman
menghirup wangi kesturi dalam musim percintaan
sanggar kreasi, 2012